Lalu kulipat kalender, ku hapus angka-angka yang berputar ini. senyummu menjadi bom waktu. setiap saat aku bisa terbujur kaku.
lindap malam ini semakin menusuk. ruang yang menyempit diisi manusia yang berlalu lalang, lalu berpendar.
macam laron, semua bermuara pada cahaya. lalu merasakan sayap mereka tanggal. dan berlari sembunyi. entah mati entah berevolusi. tapi ritualnya selalu sama. dan pengorbanan terbesar pasti pada proses regenerasi. perkawinan.
menunggu september, apakah aku alpa berdoa? pun setiap kata yang aku tahu, sudah kuhamburkan. untukmu. untukMU. mungkin ikhtiar? tapi membaca senyummu saja aku belum mampu, gimana aku bisa melukiskan mimpimu?
pria ini didewasakan aral. tak cukup sebuah pertanda. tolong sisipkan sentuhanmu, agar aku tahu itu kamu. ato cukup kau kirim senyummu, jika engkau setuju.
(sialnya kamu gak suka cowok romantis)
(terjebak di kebiadaban batavia air: June 11th 2011)