Friday, September 23, 2011

ego seni

saat yang lain mengisyaratkan pertanda, aku asyik menulis prosa. sebuah tulisan yang setiap orang akan paham. tak juga pun akan kutulis bahasa yang susah.
"hidup sudah sulit, jika membaca karya seseorang saja membutuhkan intelektualitas tingkat tinggi, apasih esensi seni?"

ketika abstraksi lukisan, desain, bahkan karya sastra begitu dijunjung tinggi. kepada siapa menghadirkan karya? aissh, aku yang tak paham seni bukan mau menimbulkan justifikasi. pun aku pernah bangga, menghadirkan kata-kata agar terlepas dari maknanya. membentuk opini sendiri, mencoba differensiasi bahasa, menolak generalisir makna. egois pasti, memaksa orang menerima apa yang kita hadirkan, tanpa memberitahu esensinya.

adakah kita pernah memikirkan entitas lain ketika kita berkarya? setidaknya untuk mengerti apa yang kita sampaikan. ataukah kita hanya memenuhi ego kita, mengekspresikan seluas2nya, bebas tanpa mau terikat dengan perasaan orang lain. pun ketika chemistrynya sama, maksud pesan kita akan sampai.

apakah karya yg mudah dipahami selalu disebut komersil? mayoritas? mainstream?

ah, buset dah.

kayak aku ini bisa berkarya aja. sok sok tahu.

tar dilanjutin lagi, ada kerjaan lagi.

Sept 17th

yeah, she's completing my life.

Just like Son Goku found the 9th dragon ball, i got all my wishes in one package. its my new world, my new life.

September seventeenth

grace, grateful, harmony, sweet, great, missing, caring, desire, affection, beautiful, fabulous, wow!, oh yeah, rock \m/, happy, joy, nervous, awkward, enjoy, superb, thanks god, cheer, fortune, delight, glad, satisfy, pleased, nice, good, amusing, friends, warm, blink, surprised,love.

still cant describe how the feeling was. Thanks Allah SWT for the great way to reach our destiny.

yeah she's all that i have.

may Allah always lead us into the right way, till the end of our time.

Monday, September 12, 2011

kangen

entahlah,

haruskah perasaan itu disebarluaskan. tapi dengan memposting sebuah kalimat kangen, implikasinya terlalu luas. kita membiarkan orang mengira, kangen untuk siapa. kita sedang apa. bagaimana kondisi hubungan kita. berada dimana kita. terlalu banyak. manusia pula ini kerjaannya.

untunglah, bukan selebrita. tapi tetap saja, implikasinya akan berujung pada konfirmasi, dan feedback.

aku kangen kamu.

aku memberikan titik dibelakang kamu. karena its that it. kangen saja. tak lebih. tak kurang. cukup. tak berharap kamu akan mengerti kangenku. pun tak berharap kamu kangen aku. juga tak berharap kamu gak kangen aku. sudah. itu saja. kangen.

biarlah ini menjadi perdebatan pribadi aku dan keyboard. kamu tak perlu tahu. dan keyboard menuntut banyak. tapi siapa kamu, board? aku hanya menggunakanmu untuk menyalurkan rasa ini. untuk sekedar memposting sebuah perasaan. bukan melalui. tapi menggunakan. titik.

kamu percaya bahwa semakin sedikit orang tahu akan kita, semakin tinggi derajat kita. hmm.. bisa.

tapi apakah kita tahu einstein jika media tak mempublikasikannya. atau dia tak berusaha untuk mempublikasikan karyanya.

kalo dibilang beda konteks, toh apa yg aku tulis dengan apa yg ditulis einstein wujudnya sama. tulisan. tapi memang isinya beda.

sudahlah, lebih baik berdebat dengan keyboard.

ok, jadi bagaimana board. apakah kamu juga merasakan kangen?

semoga semakin absurd tulisan kita, semakin membuat kita lebih menghargai pikiran manusia.

terimakasih.

justifikasi

ketahuilah, bahwa kebenaran hanya milik Allah. kita semua hanya mahkluk fana yang seringkali ingkar dan lupa.

manusia seringkali menyukai hal yang dianggapnya baik. ketika kita salah, kita selalu berusaha mencari dukungan, setidaknya ada yg mendukung kita biar gak feel guilty2 amat. dan dukungan selalu diterima baik. entah berdasar dukungan buta, meskiupun tahu subjek yg didukung salah. entah kenapa, meskipun aku sering mendukung teman membabi buta, tapi lambat laun kusadari, itu adalah racun. khususnya bagi yg didukung tapi gak tahu itu hanya untuk membesarkan hatinya. dia tetap menutup diri untuk sumber dukungan lain, yang mungkin benar.

subhanallah.

misal, ketika kita melihat orang dengan masalalu buruk, dan berubah ke arah lebih baik. lalu kita akan menganalisa beberapa faktor, mencari bukti pendukung, mencari sumber dukungan yang sepikiran. lalu kita bikin kesimpulan.
wuih. sahih sudah.

setiap orang berhak dan bebas beropini. melalui media apapun, dimanapun kapanpun. sungguh sebuah surga bagi mereka yang takbisa menyatakan di dunia nyata.

sungguh sedih jika kita melihat orang yg kita kenal, terus larut dalam kesedihannya. mencari pembenaran dan dukungan agar tidak semakin larut dalam kesedihan. suatu hal yg manusiawi, namun dalam periode waktu yang cukup lama, kurang baik untuk kesehatan.

apa yg salah dengan kesedihan? suatu waktu, dulu sekali, sempat pernah menyatakan akulah penikmat kesedihan. apakah karena setiap kesedihan itu membuat kita produktif. lebih mawas diri, lebih peka dan lebih memahami cinta?

akupun tak pernah merasa suci. aku selalu mengakui aku berdosa. toh setiap hal yang terjadi, tak akan kembali. akupun mensyukuri, tapi bukan dengan mencari pembenaran.

ah, sudahlah..

dalam kapasitas seperti inipun, apapun yg kutulis bisa jadi merupakan justifikasi. wallahu a'lam

kebenaran sejati cuma milik Allah SWT.