Monday, May 24, 2010

pacaran, sebuah konsep!?

Apa sih arti pacaran yang sebenarnya? Mungkin bagi para ABG, ato sepasang muda-mudi yang sedang dirundung asmara gak bakal menyita perhatian banyak. Cuman bagi yang jomblo ato yang sudah saatnya memasuki era dewasa dimana setidaknya sudah ada tuntutan atau anggapan bahwa orang itu sudah layak untuk menikah merupakan dua hal yang mungkin berbeda. Perlukah pacaran? Enakkah pacaran? Haruskah pacaran?

Menurut istilah umum yang kita pahami luas arti pacaran adalah dimana dua orang (harus dua) muda mudi (yang ini gak harus) yang merasakan ketertarikan satu sama lain dan hal ini diikuti oleh pembentukan komitmen kedua belah pihak untuk saling menyayangi, menghormati dan mungkin membatasi dalam beberapa hal menurut kesepakatan (tergantung perjanjian sebelum pacaran.. prepacaran! cieee).

Ketertarikan ini gak harus merupakan ketertarikan secara fisik tapi juga meliputi kepribadian, cara bersikap, berpikir dan berbicara juga menyangkut hal itu. Sementara kenapa subjeknya harus dua karena ketertarikan antar lebih dari dua orang dapat kita kategorikan sebagai suatu hal yang berbeda karena pasti ada suatu yang mungkin biasa atau malah menyimpang. Dikategorikan biasa jika seperti ketertarikan kaum lelaki terhadap Aura kasih, Nadia Saphira ato the unforgotten Dian Sastro (sumpah, pasti lebih seribu orang bakal bilang suka).

Dikategorikan merupakan suatu hal yang sedikit menyimpang (walau sebenarnya sah-sah saja,kan perasaan gak pernah salah!!) jika ketertarikan itu melibatkan beberapa pihak dalam waktu bersamaan. Misal si cewek A suka sama cowok B karena dia ganteng dan kaya, suka juga ma cowok C karena dia romantis dan perhatian, suka juga ma cowok D karena dia pinter dan jantan, suka ma cowok E karena dia humoris dan berwibawa. Dan dia menjalin komitmen terhadap mereka semua. Wah, ini dia yang kita namakan suatu penyimpangan (menurut etika pacaran).

Komitmen.
Hal ini merupakan syarat mutlak terjadinya pacaran. Karena yang membedakan antara pacaran dan TTM terletak pada faktor ini. Jika dalam TTM yang terpenting adalah esensi kasih sayang, maka dalam pacaran, komitmen ini memegang peranan penting. Komitmen adalah sebuah pernyataan sikap. Komitmen untuk membuat sebuah ikatan yang disebut pacaran biasanya adalah suatu bentuk manifestasi dari keinginan untuk saling memberi dan menerima kasih sayang dan ataupun dalam berbagai bentuk lain. Termasuk komitmen untuk menghormati hak dan melaksanakan kewajiban sebagai seorang pacar yang baik. Komitmen ini tidak dapat diganggu gugat, dan pelanggaran atas komitmen ini biasanya otomatis mengakhiri hubungan tersebut.

Permasalahan dalam pacaran biasanya timbul setelah masa manis telah menipis yaitu pada paling cepet beberapa bulan setelah pacaran, biasanya 3 bulan karena pada waktu ini kedua belah pihak telah menunjukkan pribadi mereka yang sebenarnya. Yang dulu selalu dandan rapi sekarang cuek bebek, yang biasanya manis tutur katanya ternyata untuk menutupi perangai kasarnya. Pokoknya bakal banyak tabiat asli yang terkuak pada masa ini. Otomatis hal itu perlu mendapatkan perhatian khusus karena kita dalam awal pacaran biasanya selalu terbiasa dengan segala sesuatu yang sempurna dari pasangan kita. Ketika mengetahui kenyataan yang sebenarnya akan terjadi shock, gak bisa nerima, ilfill ato malah langsung benci. Dan kita langsung mengambil keputusan untuk mengakhiri hub. tersebut.

Pada masa PEDEKATE biasanya baik cewek atopun cowok yg deketin gebetannya, akan memberikan yang terbaik yang dia punya kepada pasangannya dan terkadang menutupi kelemahannya pada pasangannya agar pasangannya gak kabur. (masak baru PDKT ngaku punya utang bejibun, sakit panuan ato koreng, kena sipilis, suka ngiler, kentut sembarangan n bau, ato suka ngupil di idung orang… nah lo..!!) pada masa ini semua terlihat begitu sempurna.

Pacaran akan menjadi indah jika kedua belah pihak mau jujur dan berterus terang tentang apa yang ada dalam dirinya, terjadi saling pengertian, lalu proses saling mengisi kekurangan yang ada dalam pasangannya.

Pacaran juga harus punya tujuan yang jelas, at least kalo sama2 tahu kalo masih gak bisa serius, ato cuma sekedar having fun (ABG bgt y?) ya seyogyanya saling mengerti, kemauan masing-masing. Tapi ketika sudah mulai mendekati masa serius, maka kadang komitmen akan lebih diperjelas, karena hakikatnya pacaran adalah proses untuk saling mengenal sebelum masa pernikahan. Dan kita harus tahu kalo ternyata bukan kita yang cocok buat pasangan kita mbokya direlakan saja pasangannya mendapatkan yang lebih diinginkannya meski belum tentu lebih baik dari kita.

Seringkali ada pihak yang gak bisa menerima pacarnya suka ma orang lain ato jalan ma orang lain, mungkin karena terlalu sayang kali ya? Tapi yang pasti pasangan kita selingkuh itu juga bukan murni dari keinginan dia ajah, pasti ada hal lain yang menyebabkannya. Kalo menurut pendapat ahli (hihihi..) hendaknya kita berkaca dulu kenapa pasangan kita selingkuh, yang pasti selain bosen juga karena dia gak mendapatkan apa yang diinginkannya pada pasangannya, makanya dia mencari orang lain yang mampu memenuhi keinginannya. Jadi intinya salah kita juga, kenapa kita gak bisa bikin pasangan kita gak bosen ma kita, kenapa kita gak bisa memenuhi kebutuhannya. (asal gak materi ajah, klo masalah sifat ma bisa difleksibelkan, tapi klo udah namanya pemenuhan materi, bujug busyet, makan aja masih minta ortu.. mao ngasih macem2?? Ini namanya matre..). jadi kalo pasangan kita mendapatkan apa yang dia mau di dalam kita dan pinter2nya kita ngejaga komitmen dan situasi pacaran niscaya gak bakalan pacar kita selingkuh!! Sumpah.. kecuali buat para buayawan dan buayawati. Meskipun demikian sebuayanya mereka tetep aja mikir juga ngapain selingkuh kalo gak dapet yg lebih??? Hayooo…??? Bener gak?? (bener dunk.. pale loe peyang gak bener!)

Ok, bersambung dulu… capek neyh.. laper………

June 29th, 2007 by nanankurus