Tuesday, May 20, 2014
Bapak,
Tak cukup kata mengenangmu. Pun tak cukup airmata meratap untukmu. Bukan karena kepergianmu. Lebih karena aku belum mampu memberikanmu kebanggaan seperti aku membanggakanmu. Lebih karena aku yang belum mampu meneruskan perjuanganmu, lebih karena aku yang merasa hidup lebih baik darimu.
Perjuanganmu membesarkan kami engkau bayar mahal dengan nyawamu. Dengan nyawamu. 30th engkau bekerja, menghirup racun yang mengendap lama, lalu memberikan kado terakhir, menghadap sang pencipta.
Sudahlah, aku kehilangan kata. Aku kehilangan makna. Smoga aku selalu bisa meneladanimu, menyalakan darahmu didalam dadaku.
Engkau selalu pahlawanku. Aku rindu engkau, bapak...