Monday, September 12, 2011

kangen

entahlah,

haruskah perasaan itu disebarluaskan. tapi dengan memposting sebuah kalimat kangen, implikasinya terlalu luas. kita membiarkan orang mengira, kangen untuk siapa. kita sedang apa. bagaimana kondisi hubungan kita. berada dimana kita. terlalu banyak. manusia pula ini kerjaannya.

untunglah, bukan selebrita. tapi tetap saja, implikasinya akan berujung pada konfirmasi, dan feedback.

aku kangen kamu.

aku memberikan titik dibelakang kamu. karena its that it. kangen saja. tak lebih. tak kurang. cukup. tak berharap kamu akan mengerti kangenku. pun tak berharap kamu kangen aku. juga tak berharap kamu gak kangen aku. sudah. itu saja. kangen.

biarlah ini menjadi perdebatan pribadi aku dan keyboard. kamu tak perlu tahu. dan keyboard menuntut banyak. tapi siapa kamu, board? aku hanya menggunakanmu untuk menyalurkan rasa ini. untuk sekedar memposting sebuah perasaan. bukan melalui. tapi menggunakan. titik.

kamu percaya bahwa semakin sedikit orang tahu akan kita, semakin tinggi derajat kita. hmm.. bisa.

tapi apakah kita tahu einstein jika media tak mempublikasikannya. atau dia tak berusaha untuk mempublikasikan karyanya.

kalo dibilang beda konteks, toh apa yg aku tulis dengan apa yg ditulis einstein wujudnya sama. tulisan. tapi memang isinya beda.

sudahlah, lebih baik berdebat dengan keyboard.

ok, jadi bagaimana board. apakah kamu juga merasakan kangen?

semoga semakin absurd tulisan kita, semakin membuat kita lebih menghargai pikiran manusia.

terimakasih.