Sunday, October 30, 2011

fall in love vs fail in love

Who does not want to fall in love? Ada begitu banyak alasan untuk jatuh cinta. Tapi menurut saya hanya sedikit alasan untuk membenci cinta. Apakah karena cinta itu dian sastro. Eh! Dan menurut saya simple saja dalam masalah ini.

1. Jika ingin mencinta tapi tak ingin terluka, maka jangan mencinta.
Menurut kamus bebas versi saya, mencinta itu seperti menambahkan rasa dalam makanan. Contoh anda duduk di bis dengan seseorang yg anda cinta, pasti berbeda rasanya dengan duduk disebelah orang yg anda gak punya perasaan apa2. Mencinta itu seperti mewarnai benda dalam dunia yang hitam putih. Contoh, bandingkan perasaan anda ketika anda menatap langit. Kalo orang yg jatuh cinta hampir pasti rasanya indah sekali, meskipun cuma warna putih aja.

Untuk hal apapun di dunia ini hampir seperti itulah definisinya. Kalau diaplikasikan ke konteks mencintai lawan jenis kita, mencintai itu merasakan sesuatu yang sangat membahagiakan ketika dihadapkan pada seseorang entah dalam wujud bayangan, ataupun bertatap muka langsung. Nah karena kita merasa bahagia itu, makanya timbul perasaan untuk terus merasakan kebahagiaan itu. Dari situ timbul rasa ingin memiliki. Karena kita hidup dalam masyarakat, rasa memiliki ini biasanya direalisasikan dalam suatu ikatan legal bernama pernikahan.

Aish, jauh betul cuma jelasin bagian jangan mencinta jika tak ingin terluka aja panjang. Kaitannya dengan terluka, kadang proses mencintai itu tak semuanya berakhir dengan indah. Ada yang mendapatkan respon timbal balik ada yang tidak. Setiap wanita punya parameter sesuatu hal yang membuatnya bahagia. Pria pun demikian. Jika parameter sang wanita match dengan parameter pria, jadilah namanya saling mencintai. Tapi jika salah satu parameter tidak bertemu, maka kita biasa menyebut ber gimme five sebelah tangan.

Masalahnya banyak sekali kasus seseorang mencinta, tapi tak mendapatkan balasan. Akibatnya terluka. Namanya mencintai itu adalah resiko. Kalo parameter sesuai ekspektasi pasangan dia mendapatkan kebahagiaan, kalo nggak pas dia gak bahagia karena gak mendapat balasan. Kalau diteruskan akan membuat terluka. Jadi bila tak ingin terluka, jangan mengambil resiko untuk mencintai seseorang.

Jika ada yang bilang cinta tak harus memiliki, jangan percaya. Menurut saya itu hal termunafik yang pernah dikatakan orang.
Jika ada yang bilang dia bahagia melihat orang yang dia cintai bahagia bersama orang lain, ini juga semacam membohongi diri sendiri.

2. Kalau cuma ingin menikah tak perlu cinta.
Banyak sekali orang yang ingin menikah, tapi kesulitan untuk menikah. Pastinya karena dia masih jomblo, atopun karena pasangannya belum siap. Semakin banyak hal baik dalam seseorang biasanya timbul ekspektasi yang semakin tinggi terhadap orang yang akan menjadi pasangan hidupnya. Masalahnya seringkali ketika mendapatkan orang yang sesuai ekspektasinya, kondisinya kalo gak orang itu udah punya orang lain, ya kalopun jomblo tapi cintanya bergimme five sebelah tangan.

Ketika seorang yang pacaran, tapi pacarnya belom siap nikah, tanya sekali lagi pada diri anda. Apakah anda yang ekspektasinya terlalu tinggi, ato pasangan anda yang ekspektasinya terlalu tinggi. Jangan-jangan anda bilang pasangan anda belom siap nikah, tapi anda matanya masih jelalatan, suka marah-marah, gaya hidup anda boros, egois. Ya gimana pasangan anda mau siap seumur hidup ma anda, kalo sikap anda masih seperti itu. Ubah diri anda lebih baik, maka pasangan akan meletakkan harapan untuk masa depan bersama anda.

Kalo ternyata anda sudah settle perasaannya, sudah siap lahir batin untuk dinikahi, tapi pasangan anda bilang belom siap. Maka tinggalin aja. Muara dari sebuah perasaan mencinta, seperti saya sebutin diatas adalah pernikahan. Kalo dia tidak siap menikah, berarti dia tidak mencinta anda. Se-datar dan se-tegas itu.

Banyak yang udah lama pacaran akhirnya gagal menikah. Yang kalo kata crossbottom: Sembilan tahun lamanya tak kuduga jadi sia sia. Salut buat kalian yg sampai 7, 8, ato 9 tahun pacaran tapi belum nikah. Salut karena begitu tahan untuk gak menikah. Salut karena apapun alasannya, ketika umur udah cukup (udah diatas 17th) dengan intensitas pacaran yang cukup lama, maka menikah adalah suatu hal yang pasti.

Terus gimana dong? Menurut saya cinta itu menyelesaikan semua masalah. Cinta akan mendorong untuk melakukan terbaik demi dia & pasangannya.

Tapi kalo gak ada cinta, mau nikah, ya menurut saya nikah nikah aja. Bagi yang punya agama, pastikan calon anda mempunyai bubut (see my post before: bibit bobot bebet bubut, another cheesy talk). Bubut adalah faktor kualitas agama seseorang. Semakin bagus agamanya akan semakin baik akhlak/sifatnya, yang berarti bahwa dia akan bertanggung jawab terhadap pasangannya baik menjadi suami ato istri.

Kalo anda seorang wanita menikahi pria dengan bibit bebet bobot dan bubut yang baik, maka dipastikan pria tersebut akan bersikap santun terhadap istri karena agama selalu mengajarkan kelembutan terhadap pasangan hidup. Dia juga akan berusaha sekeras tenaga menghidupi anda dan calon buah hati anda. Pokoknya hal yang baik untuk keluarganya. Saya yakin kalo udah mengikuti prosedur tersebut kehidupan pernikahan anda akan minimal lebih baik, dan cinta akan datang dengan sendirinya dalam keluarga anda..
Oke sampai Disini cukup jelas kan, ada pertanyaan? :D

Contoh kasus begitu peliknya masalah ini, karena untuk masalah yang sama seringkali solusi yang sama tak berlaku. Karena kompleksnya perasaan dan sifat yang mengalaminya. Mari kita langsung saja bercerita, tentang beberapa orangyang mengalami rumitnya permasalahan ini.

Sebut saja teman saya si Ani. Cewek cantik, sederhana, pinter, ramah, rajin menabung, suka menolong dsb. Sebuah kepribadian yang amat memikat tentunya. Tapi menginjak umurnya yang ke 29 tak juga mendapatkan jodoh. Apakah tak ada yang menyukainya? Gak mungkin. Apakah dia pemilih? Gak juga. Tapi cuma satu yang dia inginkan, seseorang yang bisa membuatnya jatuh cinta.

Frasa terakhir ini yang sering menjadi masalah.

Seringkali wanita gak sadar dia perlu banyak syarat untuk mencintai seseorang. Ada yang membutuhkan beberapa hal ini:
1. sifat yang baik (biasanya sepaket dengan agama yg baik) / attitude
2. fisik yang bagus, / phisical
3. dompet yang bagus, / wealth
4. waktu yang intens, / time
5. Komunikasi yang bagus / communication
6. Pintar atau bakat / smart or talented
7. Seagama / religion

kalau untuk no.1 okelah. Itu keharusan. Tapi kalo nomor 2, 3, 4, 5 gak bisa datang dalam waktu bersamaan, kapan jatuh cintanya? Kapan lagi nikahnya? Udah ada 1237, 456 belom ada. Udah ada 1457 eh 236 gak ada. Utak atik sendiri aja mpe bosen. Anda yang punya kriteria. Anda juga yang bermasalah dengan cinta. :D

Time ticking fast guys. Compromise. Think logic.
Kalo yang berumur satu persatu syaratnya mulai dikompromikan. Umur 18-22 maunya minimal ada 7 syarat diatas. 23-25 turunin jadi 6 syarat. 26-28 udah tinggal 5 syarat. 29-31 udah tinggal 4 syarat. 32-37 syarat. 38 keatas yang penting secara fisik lelaki & gak gay aja. :D

Karena kadang apa yang dirasa baik bagi kita, ternyata bukan yang terbaik bagi kita. Apa yang dirasa kurang baik, tapi ternyata itu yang terbaik. Anda gak pernah tahu, jalan yang dikasih Tuhan untuk anda seperti apa. Perbaiki diri, banyak berdoa. Kalo sudah sekian lama anda merasa belum dikasih jawaban, coba perhatikan sekitar anda. Perhatikan apa yang sudah terjadi. Mungkin anda melewatkannya karena anda rasa kurang baik?

Jadi kembali lagi terserah anda. Mau menuruti kemauan hati anda untuk jatuh cinta, atau ikut akal sehat dan nurani anda.

For me personally, lucky that I now have the one I have been falling in love with, even with peculiar & hard way to get there. She just kind of my dream girl, & now she will be the mother of my kids. Alhamdulillah..

Remember,
Allah will never false. Allah always give the best for you. If the things doesn’t run as the proper way, its you who take the wrong turn.